Selasa, 12 Juni 2012

Nenek dengan Kucing di Bahu


1308900296835790321
Pada suatu siang, ketika saya tengah berjalan kaki menyusuri trotoar (yang mungkin kurang tepat disebut trotoar karena itu merupakan tutup got) menuju sebuah tempat makan, saya melihat sebuah pemandangan menarik yang mengejutkan. Ada seorang perempuan tua berdaster merah berjalan sedemikian cepatnya. Nampak bahwa sisa-sisa kekuatannya ditumpukan pada kedua kakinya, sementara kedua tangannya terayun bebas, lepas.

Ada yang unik pada sosok perempuan tua yang berjalan di depan saya itu. Samar nampak sesuatu bergerak di bahunya. Saya pun bersegera mempercepat langkah kaki guna mengimbangi langkahnya, agar dapat melihat lebih jelas apa sesuatu itu. Ya, saya yakin bahwa saya tidak salah lihat, itu adalah seekor kucing putih! 

Perempuan tua itu pun bergegas masuk ke sebuah gerbang dan berhenti di depan sebuah rumah makan. Sepertinya ia ingin meminta-minta disana. Rasa iba pun menghinggapi saya. Tapi, ada perasaan waswas juga untuk mendekatinya, karena ia bergumam tidak jelas dan gerakannya begitu cepat sehingga saya tak dapat menduga apa yang ia lakukan sebenarnya.

Ada dua hal yang terbersit dalam benak saya. “Fakir miskin dan anak - anak terlantar dipelihara oleh Negara” seperti tertuang dalam pasal 34 UUD ’45, membuat saya berpikir apa sebenarnya guna dari dibuatnya pasal ini. Hal yang kedua ialah zakat, yang membuat saya berpikir apakah umat muslim di Indonesia yang telah sampai nishabnya telah sadar akan kewajiban menunaikannya.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. menarik...siapapun dia semoga selalu di jaga batin dan fisiknya dalam hidup yg tersisa ini...amiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. semoga kita dapat mengambil hikmahnya ya, Mas ^^ Terima kasih telah berkunjung

      Hapus